JakartaGreater.com – Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld telah menghapus batas anggaran negara untuk pembelian jet tempur F-35, membuka kemungkinan untuk pembelian lebih banyak pesawat di masa depan, sebut juru bicara kementerian kepada Defense News.
Juru bicara kementerian pertahanan menggambarkan langkah itu sebagai “formalitas” saja yang tidak akan memerlukan persetujuan parlemen, karena tujuan Belanda membeli 37 unit jet buatan Lockheed Martin sebesar € 4,7 miliar tetap berlaku.
“Itu berarti kami membiarkan opsi terbuka untuk membeli pesawat baru di luar yang sudah rencanakan dalam anggaran”, kata juru bicara itu.
Perkembangan ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Belanda, De Telegraaf, yang menulis bahwa Angkatan Udara Belanda menuntut dan akhirnya mendapatkan 67 unit pesawat. Jumlah tersebut akan cukup untuk empat skuadron tempur di Belanda, menurut surat kabar.
Dick Zandee, analis pertahanan di lembaga think-tank Clingendael, Belanda mengatakan anggaran 2019 yang baru dirilis masih mencerminkan target pemerintah untuk membeli 37 pesawat. Namun penghapusan batas anggaran saat ini dapat menetapkan tahap untuk kontrak tambahan beberapa tahun ke depan, setelah batch pengiriman diselesaikan.
Belanda akan menerima 8 unit jet tempur F-35 tahun 2019. Itu adalah tambahan dua pesawat uji yang sudah diproduksi. Pesawat generasi kelima dimaksudkan untuk menggantikan armada F-16 yang berjumlah 60 unit atau lebih, dengan pengiriman tahunan dijadwalkan antara enam hingga delapan F-35 sampai target 37 unit tercapai.
“Ada banyak tekanan dari NATO bahwa 37 unit tidak cukup”, katanya, menambahkan bahwa telah ada pembicaraan di lingkaran pertahanan Belanda untuk menaikkan angka menjadi 52. “Angkatan Udara Belanda selalu mau lebih banyak F-35, dan layanan akan mempertimbangkan peningkatan menjadi 52 sebagai langkah lanjutan untuk mendapat jumlah yang lebih besar nantinya”, kata Zandee.
Sementara itu, pembelian jet tempur generasi kelima F-35 menghadapi beberapa tekanan balik di Belanda atas label harga pengembangan dan tingginya biaya kepemilikan. “Kritiknya adalah Anda membeli pesawat yang belum sepenuhnya dikembangkan”, kata Zandee.
Namun, ia menambahkan, “Amerika Serikat tampaknya membuang miliaran dollar dalam program F-35 hanya untuk memecahkan masalah yang ada”.